BISKAR. Diberdayakan oleh Blogger.

RAMADHAN DAN SISTEM EKONOMI HARGA AKTUAL TERPADU ( SEHAT )


Ramadhan merupakan bulan berkah untuk umat Islam, karena Ramadhan merupakan penghulu bulan, yang didalamnya ada seribu bulan. Setiap orang yang merasa dirinya beriman dalam Islam selalu menyambut sukacita datangnya bulan Ramadhan, karena pada bulan ini merupakan aktuaisasi ibadah untuk memperoleh rizki akhirat, mesjid yang biasanya sepi jadi ramai, rumah yang biasanya hening diramaikan dengan bacaan - bacaan ILLAHIAH, yaitu berkumandangnya AYAT - AYAT SUCI ALLOH.
Keindahan bulan Ramadahan selalu punya makna dan kenangan yang mendalam, dan kesedihan akan merentang nurani ketika bulan itu usai, karena Ramadhan selalu saja menjadi bulan yang dirindukan kedatangannnya. Ramadhan tidak hanya dalam hitungan angka dalam perolehan rizki akhirat pada setiap manusia dalam melakukan kebajikan, karena adanya penggandaan terhadap apa yang dilakukannya sepanjang hal itu berujung pada kebaikan. Keterusikan bagi yang menjalankan ibadah shiyam dibulan ramadhan selalu muncul dan itu menyangkut kehidupan duniawi, yang menyangkut soal harga kebutuhan pokok terlebih menjelang Iedul Fitri. Layaknya manusia yang hidup dalam kebahagiaan menyambut ramadhan, seharusnya kenaikan harga tidak menjadi pemicu keterusikan ibadah yang dilakukan oleh umat Islam dalam menjalan ibadah dibulan yang penuh berkah ini. Namun sebuah bahasa yang sudah menjadi legenda selalu muncul ” SUDAH TRADISI”.
Kenaikan Harga VS Peningkatan Nilai Ibadah
Pertanyaan yang selalu muncul, apakah pemerintah tidak bisa melakukan penakanan harga ?, yang tentu saja nilai manfaatnya bukan saja untuk masyarakat, terutama untuk masyarakat kalangan bawah, namun juga menyangkut nilai - nilai ILLAHIAH, dimana kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah mempunyai dua sisi yang sangat fundamental yaitu HUBUNGAN TERHADAP TUHAN ATAS KEBIJAKANNYA YANG MEMPUNYAI NILAI TAMBAH BAGI KEBERKAHAN PEMERINTAH YANG DIJALANKANNYA DAN NILAI DIMATA MASYARAKAT BAHWA PEMERINTAH PERDULI PADA MASYARAKATNYA.
Pemerintah dengan segala kebijakannya tentu bisa, karena masalah yang mendasar adalah BUKAN BISA ATAU TIDAK BISA NAMUN MAU ATAU TIDAK MAU, KARENA DENGAN ADANYA KEMAUAN MAKA PEMERINTAH MEMPUNYAI KEMAMPUAN AKHIRNYA PEMERINTAH PASTI BISA.
Bagaimana caranya ?, sebuah pertanyaan muncul untuk melakukan hal tersebut, kalaupun dalam bulan ramadhan hukum ekonomi berlaku yang namanya hukum permintaan dan kebutuhan, namun pemerintah mempunyai apa yang namanya kapasitas dan kualitas seperti yang disebutkan diatas, bahwa PEMERINTAH INDONESIA BISA. Cara yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan PROGRAM SEHAT ( SISTEM EKONOMI HARGA AKTUAL TERPADU ), dimana pemerintah melakukan apa yang namanya TRANSFERING OF COSTING SYSTEM ( pengalihan resiko pembiayaan ) terhadap harga - harga yang ada dengan kebijakan - kebijakan yang sifatnya mendasar.
Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam bulan ramadhan akhirnya menghasilkan apa yang dinamakan sehat akhirat dan sehat dunia, sehingga menghasilkan keberkahan dan doa dari seluruh masyarakat yang dierdulikan oleh masyarakat, dan masyarakatpun perduli terhadap pemerintah.
Semoga saja tulisan ini membawa berkah untuk kita semua, baik masyarakat dan pemerintah, Amiiin.
Awaluddin MADJID, RUMAH USAHA INDONESIA.
UNTUK MASYARAKAT DAN NEGERIKU INDONESIA


Ramadhan merupakan bulan berkah untuk umat Islam, karena Ramadhan merupakan penghulu bulan, yang didalamnya ada seribu bulan. Setiap orang yang merasa dirinya beriman dalam Islam selalu menyambut sukacita datangnya bulan Ramadhan, karena pada bulan ini merupakan aktuaisasi ibadah untuk memperoleh rizki akhirat, mesjid yang biasanya sepi jadi ramai, rumah yang biasanya hening diramaikan dengan bacaan - bacaan ILLAHIAH, yaitu berkumandangnya AYAT - AYAT SUCI ALLOH.
Keindahan bulan Ramadahan selalu punya makna dan kenangan yang mendalam, dan kesedihan akan merentang nurani ketika bulan itu usai, karena Ramadhan selalu saja menjadi bulan yang dirindukan kedatangannnya. Ramadhan tidak hanya dalam hitungan angka dalam perolehan rizki akhirat pada setiap manusia dalam melakukan kebajikan, karena adanya penggandaan terhadap apa yang dilakukannya sepanjang hal itu berujung pada kebaikan. Keterusikan bagi yang menjalankan ibadah shiyam dibulan ramadhan selalu muncul dan itu menyangkut kehidupan duniawi, yang menyangkut soal harga kebutuhan pokok terlebih menjelang Iedul Fitri. Layaknya manusia yang hidup dalam kebahagiaan menyambut ramadhan, seharusnya kenaikan harga tidak menjadi pemicu keterusikan ibadah yang dilakukan oleh umat Islam dalam menjalan ibadah dibulan yang penuh berkah ini. Namun sebuah bahasa yang sudah menjadi legenda selalu muncul ” SUDAH TRADISI”.
Kenaikan Harga VS Peningkatan Nilai Ibadah
Pertanyaan yang selalu muncul, apakah pemerintah tidak bisa melakukan penakanan harga ?, yang tentu saja nilai manfaatnya bukan saja untuk masyarakat, terutama untuk masyarakat kalangan bawah, namun juga menyangkut nilai - nilai ILLAHIAH, dimana kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah mempunyai dua sisi yang sangat fundamental yaitu HUBUNGAN TERHADAP TUHAN ATAS KEBIJAKANNYA YANG MEMPUNYAI NILAI TAMBAH BAGI KEBERKAHAN PEMERINTAH YANG DIJALANKANNYA DAN NILAI DIMATA MASYARAKAT BAHWA PEMERINTAH PERDULI PADA MASYARAKATNYA.
Pemerintah dengan segala kebijakannya tentu bisa, karena masalah yang mendasar adalah BUKAN BISA ATAU TIDAK BISA NAMUN MAU ATAU TIDAK MAU, KARENA DENGAN ADANYA KEMAUAN MAKA PEMERINTAH MEMPUNYAI KEMAMPUAN AKHIRNYA PEMERINTAH PASTI BISA.
Bagaimana caranya ?, sebuah pertanyaan muncul untuk melakukan hal tersebut, kalaupun dalam bulan ramadhan hukum ekonomi berlaku yang namanya hukum permintaan dan kebutuhan, namun pemerintah mempunyai apa yang namanya kapasitas dan kualitas seperti yang disebutkan diatas, bahwa PEMERINTAH INDONESIA BISA. Cara yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan PROGRAM SEHAT ( SISTEM EKONOMI HARGA AKTUAL TERPADU ), dimana pemerintah melakukan apa yang namanya TRANSFERING OF COSTING SYSTEM ( pengalihan resiko pembiayaan ) terhadap harga - harga yang ada dengan kebijakan - kebijakan yang sifatnya mendasar.
Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam bulan ramadhan akhirnya menghasilkan apa yang dinamakan sehat akhirat dan sehat dunia, sehingga menghasilkan keberkahan dan doa dari seluruh masyarakat yang dierdulikan oleh masyarakat, dan masyarakatpun perduli terhadap pemerintah.
Semoga saja tulisan ini membawa berkah untuk kita semua, baik masyarakat dan pemerintah, Amiiin.
Awaluddin MADJID, RUMAH USAHA INDONESIA.
UNTUK MASYARAKAT DAN NEGERIKU INDONESIA

0 komentar:


About Us

Komunitas ini diperuntukan bagi anda yang meyakini bahwa berwirausaha adalah pilihan yang dianugrahkan kepada manusia tanpa memandang suku, agama dan keturunan. Berwirausaha bisa di cari, dipelajari dan di ekskusi oleh siapapun , dimanapun dan kapanpun bagi mereka yang mempunyai keberanian bertarung dengan resiko kehidupan.

Pengikut

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP